Kalianlah pahlawan tanpa tanda jasa, yang
telah tercicir dari ingatan manusia
ditakdirkan kalian tiada, dunia akan gelap gulita, dan
manusia kekal menghuni gua
Kalaulah kehidupan memerlukan matahari
kalianlah sinar yang menerangi akal dan budi
musnah matahari, pupuslah alam
tiada guru, binasalah ilmu.
Cikgu,
tanganmulah yang akan mewarnai dunia esok
di bahumu terpikul tanggung jawab
membina kemanusiaan yang beradab
meneracai keseimbangan emosi
mengukuhkan ketahanan rohani
mengangkat martabat keintelektualan, untuk
mempastikan, manusia mengakuri fitrahnya
mencipta kemakmuran di bumi
Disinilah, sejarah melakukan kesilapan besar, kerana
telah lupa mencatat guru, sebagai
pelopor yang merombak tamadun.
Tapi, Islam tidak tanggung-tanggung, telah
menghitam-putihkan penghormatannya
kepada orang-orang yang mengajarkan
ilmu yang bermanfaat
akan mendapat genjaran pahala, yang
akan terus menerus mengalir bagai anak sungai,
mulai dari dunia, di akhirat ia bermuara.
Namun kebelakangan ini
terkesan, mereka kurang menghayati misinya
ramai yang hanyut dalam banjir materialisma
tidak kurang yang sasat dalam belantara kemodenan
dan ada yang lemas dalam lautan keporak-porandaan
sehingga martabatnya mulai runtuh, dari pada
Insan yang mengukir sejarah, menjadi
orang-orang yang dipermain-mainkan oleh sejarah.
Cikgu
renunglah, bala apa yang sedang menimpa kemanusiaan
generasi kita hari ini
bukan sekadar kencing berlari
malah lebih gila, gurunya yang dikencingi
mereka sedang menunggang kesyahwatan
mengejar fata murgana yang menyesatkan
Wahai pejuang-pejuang peradaban
jangan biarkan dirimu ikut dimangsai oleh zaman
kalau benteng yang satu-satunya masih tersisa inipun
ikut runtuh
akan hancurlah, seluruh pengharapan anak bangsa
menikmati, dunia yang penuh kebajikan dan keberkatan
Suardi Sawai
Seremban, Okt 1993
Dipetik dari Laman FB Prof. Rohaty Majzub
No comments:
Post a Comment